Sabtu, 20 Desember 2008

Cerita Tukang Bakso

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik – rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat.

Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ?
"Mauuuuuuuuu. ..", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini. "Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan ? Barangkali ada tujuan ?"

"Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak Orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita - cita penyempurnaan iman ".

"Maksudnya.. .?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :
1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga.
2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.
3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut :
"Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Iya menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI. Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".

Kiriman dari seorang sahabat, mudah-mudahan jadi inspirasi bagi kita semua


Jumat, 12 Desember 2008

Sederhana Tapi Luar Biasa

Apa yang paling menyenangkan, selepas pulang kerja? Jawaban anda pasti berbeda-beda.

kalau saya, Hal pertama yang paling menyenangkan adalah tatkala motor Vega R saya nyampai
di depan pintu rumah, langsung saya bunyikan klakson, dan seketika itu pula, putri cantikku, Raya (20 bulan) berlari dengan lucunya sambil berteriak, Aaaaaaaa.................. dia menyambutku dengan senyum manisnya. Pipinya yang ndut, dan mulutnya yang anyun kian nambah gemes. Adegan peluk cium pun jadi ritual yang membuat saya begitu bahagia dan seolah dapat melepaskan penat sehabis bekerja.

Selanjutnya saya bergegas ke kamar mandi, (tentu saja untuk mandi) dan selepas mandi, sambil menunggu Adzan maghrib, Raya duduk di pangkuanku dengan manjanya sambil nonton TV.

Selepas Shalat Maghrib, ritual berikutnya adalah makan malam. Karena gak punya meja makan, maka makan pun dilakukan sambil lesehan didepan TV. Saya gak makan sendiri. Saya makan berdua bareng Raya. Saya suapin dia dengan makanan dan dari piring yang sama dengan yang saya makan. Dari satu porsi, mungkin sekitar 20 % nya habis dilahap Raya. Dan selanjutnya, giliran istri saya yang makan, dan Raya pun berpindah minta disuapin dari piring yang dipakai oleh mamahnya.

Sungguh hal yang sangat sederhana, namun bagi saya itu sangat luar biasa memberikan ketenangan bagi saya. Kesederhanaan yang saya rasakan tersebut membuat saya gak pernah kepikiran sedikitpun untuk selingkuh, poligami, apalagi bercerai. Makanya saya sering heran dengan tingkah polah para artis yang udah menikah dan punya anak, tapi malah selingkuh bahkan hingga bercerai.

Coba dech, para suami sebelum "beraksi" di luar, inget-inget lagi romantisme yang terjadi di keluarga anda, maka pikiran-pikiran negatif itupun gak akan muncul lagi. Mudah-mudahan banyak suami menahan diri dari perilaku negatif. Tidak usah mencari hal-hal yang aneh-aneh atau menuntut yang aneh-aneh dari istri/keluarga. Karena hal yang sederhana pun bisa menjadi sangat luar biasa kalau kita berpikir positif.

Salam
Faisal

Jumat, 28 November 2008

Berupaya Menjadi Orang Baik


Lahir di Bandung, 06 Desember 1977, saya biasa dipanggil Faisal.
Menjadi aktivis gerakan Islam adalah pengalaman saat masih duduk di bangku kuliah. Badan yang kecil tidak menyurutkanku untuk memimpin banyak orang, mulai dari memimpin demo, organisasi, dll.
Kini, konsentrasiku, bagaimana meniti karier di bidang media, dengan mengelola sebuah tabloid di Bandung. Aku juga mencoba merintis usaha di bidang clothing, untuk membahagiakan keluarga.
Pada intinya, berupaya menjadi orang baik, walaupun susah, itulah perjuanganku saat ini.

Selasa, 25 November 2008

PERJUANGAN

"Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala
dan Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-kata."

Untaian puisi karya WS Rendra tersebut selalu kuingat dan sedikit banyaknya menginspirasiku tentang makna dari perjuangan. Ya, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata, dan itulah yang sangat sulit dilakukan. Itulah perjuangan yang sangat berat. Bahkan seorang amrozi atau Imam Samudera pun akan sulit merealisasikan Jihad dalam konteks ini. Melaksanakan apa yang kita katakan, melaksaakan apa yang kita ucapkan, merupakan bukti kejujuran sejati dari setiap orang.

Dosa besar di sisi Allah, Engkau berkata apa yang tidak kau lakukan.
Na'udzubillaahi min dzaalik

JUST INTRODUCTION

Assalaamu'alikum

Alhamdulillah, aku mulai jadi blogger neeh...
blog ini aku buat sebagai media sharing, curhat, diskusi, dan apapun yang berguna dan memberi inspirasi bagi semua.

Gaya hidup, keluarga, politik, sosial. olahraga, religi, apapun topik yang ingin didiskusikan, oke lahh, yang penting bermanfaat.

Wassalam
Achmad faisal